Malam Gempita Demokrasi
Ribuan Orang Semarakkan "Launching" Pilgub 2013 DENPASAR– Ribuan orang memadati Art Centre Denpasar Sabtu malam, 8 Desember 2012. Mereka datang menyaksikan acara Malam Gempita Demokrasi yang digelar KPU Provinsi Bali. Malam Gempita Demokrasi tersebut sebagai tanda dimulainya (launching) Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub) Bali 2013. Hadir pada malam tersebut Gubernur Bali, Made Mangku Pastika, Ketua DPRD Bali yang diwakili Ketua Komisi I DPRD Bali, Made Arjaya, Wakapolda Bali Brigjen Pol. Ketut Untung Yoga, Ketua Panwaslu Bali, Made Wena, Sekda Provinsi Bali, Made Jendra, anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Bali. Tentu saja acara tersebut dihadiri para pimpinan partai politik yang ada di Bali. Dan secara khusus acara launching Pilgub Bali 2013 malam itu dihadiri Ketua KPU RI, Husni Kamil Manik, dan anggota KPU RI, Hadar Nafis Gumay. Acara malam tersebut benar-benar semarak. Sejumlah artis pop Bali tampil menghibur penonton yang berdesakan di Panggung Terbuka Ardha Candra Art Centre Denpasar. Meskipun Art Centre Denpasar sempat gerimis, penonton tidak beranjak. Mereka mengikuti acara demi acara yang dipandu Agung Wirasutha tersebut. Acara semakin gempita dengan digelarnya sendratari yang bercerita tentang pemilihan seorang pemimpin. Suasana launching tambah semarak ketika Wayang Cenk Blonk dimainkan oleh Wayan Nardayana. Dengan joke-joke khasnya, Cenk Blonk mengocok perut para penonton. Nardayana melontarkan kritik-kritik yang menggelitik seputar Pemilu dan prilaku para politisi. Cenk Blonk juga menyampaikan pesan-pesan moral serangkaian Pilgub Bali agar rakyat memilih pemimpin sesuai dengan nuraninya. Rakyat diingatkan agar cerdas dalam memilih. Gunakan pengalaman yang sebelumnya dalam memilih. Memilih dengan bebas, tanpa ada tekanan banjar, soroh, dan tekanan lainnya. Cenk Blonk juga mengingatkan agar jangan golput. Sebab, kalau golput dan terjadi sesuatu dengan pemimpin yang terpilih, rakyat yang golput tidak boleh protes karena tidak ikut memilih. Para pemimpin juga disindir agar dalam membantu rakyat jangan ‘ikan’ yang diberikan, tetapi berikan mereka ‘pancing’. Jangan memberikan rakyat dengan uang, tetapi diberikan keterampilan atau modal untuk usaha. Acara launching Pilgub Bali 2014 ditandai dengan penancapan kayon maskot Pilgub Bali 2013 "Tualen" oleh Gubernur Bali, Made Mangku Pastika. Pada malam tersebut, Gubernur Mangku Pastika juga menyerahkan Daftar Penduduk Potensial Pemilih Pemilu (DP4) untuk Pilgub Bali. Pemimpin Berkualitas Ketua KPU Provinsi Bali, Ketut Sukawati Lanang Putra Perbawa, dalam sambutannya mengatakan, kenapa launching Pilgub Bali 2013 dipilih tanggal 8 Desember. Menurutnya, karena angka 8 adalah konsep kepemimpinan asta brata dan asta yoga yang dicetuskan oleh Ida Betara Ibu Diah Padmi Udayana. "Konsep itu sebagai acuan seluruh pemimpin kita di Bali dan Nusantara, yang tidak asing bagi kita semua," katanya. Lanang Perbawa juga menegaskan, kepemimpinan tahun 2013 di Bali adalah kepemimpinan yang sangat penting, karena angka 13 melambangkan Tri Daksa Aksara dengan 13 nama dewa dan saksi alam semesta. Simbol itu, kata dia, semua ada pada banten pejati yang sering digunakan masyarakat Bali. Sehingga dalam Pilgub 2013, harus lahir pemimpin yang sujati untuk rakyat yang berdasarkan nilai-nilai leluhur menuju kejayaan Nusantara. Dijelaskan juga, angka 13 kalau dilihat dari sandi dapat dijabarkan menjadi warna putih dan warna hitam, juga bisa kiri atau kanan. Menurut dewata nawasanga di Bali, hitam itu melambangkan Wisnu turun sebagai awatara, penyelamat bumi dan melinggih di Ulun Danu. Putih turun ke bumi disebut Iswara, melinggih di Lempuyang. "Pemimpin yang harus dihasilkan nanti pada tahun 2013 oleh tanah leluhur Ibu Bali Dwipa yang kita cintai ini, adalah pemimpin yang berkualitas yang wajib mengemban amanah leluhur Nusantara. Kenapa angka 13 sering disebut angka sial karena Siwa turun dengan kekuatan tangan Iswara melebur. Setelah itu turunlah Wisnu sebagai awatara," ujarnya. Lanang mengatakan, kenapa ia mengambil filosofi itu. Karena pemimpin harus mempunyai dua karakter sifat sebagai Wisnu dan sebagai Iswara. Memberikan perlindungan dan penghargaan bagi yang berprestasi dan baik, dan mengganti atau membina bagi yang salah. (*)